This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 09 Januari 2014

WPAP MAUDY AYUNDA SERTA BIOGRAFI

Nama lahir : Ayunda Faza Maudya
Nama lain : Maudy Ayunda
TTL : Jakarta, 19 Desember 1994
Pekerjaan : Aktris, Penyanyi
Orang tua : Mauren Jasmedi (Ibu)
Agama : Islam

Karir :
Debutnya dalam dunia hiburan tanah air diawali lewat film "Untuk Rena" yang dibintanginya bersama Surya Saputra pada tahun 2006. Dalam film tersebut, Maudy berperan sebagai Rena. Dalam film Sang Pemimpi, ia berperan sebagai gadis melayu bernama Zakiah Nurmala. Di sini Maudy tidak hanya berperan sebagai Zakiah Nurmala, pujaan hati sang tokoh utama, Arai, tapi juga ikut menyanyikan salah satu soundtracknya yang berjudul Mengejar Mimpi.
Sejak itu namanya mulai diperhitungkan sebagai artis belia berbakat di Indonesia. Dia merupakan finalis GADIS Sampul 2009.
Di tahun 2011, Maudy kembali tampil dalam film drama musikal "Rumah Tanpa Jendela", Ia juga beradu akting dengan Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan dalam film "Tendangan dari Langit". Tahun berikutnya, Maudy bermain dalam film "Malaikat Tanpa Sayap" yang dibintangi bersama Adipati Dolken. Film ini juga mempertemukan kembali Maudy dengan Surya Saputra.
Tidak hanya berkarya di seni peran, Maudy juga merilis album yang berjudul "Panggil Aku". Dalam album yang berisi 10 lagu ini Maudy memasukkan salah satu lagu ciptaannya berjudul "Tetap Bersama". Karir menyanyinya tidak hanya berhenti sampai di situ. Dalam film terbarunya, "Perahu Kertas", Maudy juga didapuk untuk mengisi soundtracknya yang berjudul "Perahu Kertas" ciptaan Dewi Lestari.

Sumber : Wikipedia

Jumat, 13 Desember 2013

Awas Teror Bom Jelang Natal

JAKARTA- Ancaman teror bom menjelang Natal mulai terendus Mabes Polri. Kapolri Jenderal Sutarman mengaku mendapat informasi adanya ancaman teroris menjelang Natal dan tahun baru 2014. Kendati demikian, Polri menjamin keamanan bagi masyarakat yang merayakan Natal. 

"Ancaman yang terkait dengan (rumah) ibadah, kami sudah memonitor adanya pelaku terorisme ke daerah tertentu, dan pelakunya sudah diikuti. Kita juga mengimbau masyarakat tetap tenang karena Polri akan memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menjalankan ibadah Natal dan tahun baru," kata Sutarman di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (12/12/2013).

Sutarman merinci, gangguan tersebut berupa pergerakan dari kelompok teroris yang bergerak dari suatu daerah ke daerah lain.

"Ada beberapa pergerakan dari suatu daerah ke daerah lain, seperti kemungkinan dia merakit bahan peledak. Ini sudah kita deteksi dan monitor," tegasnya

(ugo)

Sumber : okezone.com 

2.000 Intelektual Islam Kumpul Bahas Solusi untuk Indonesia

HTI gelar jumpa pers JICMI di Bandung (Foto: Oris/Okezone)BANDUNG - Sekira 2.000 intelektual Islam di Indonesia akan berkumul dalam acara Jakarta International Conference of Muslim Intelectuals (JICMI). Acara ini digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Dalam pertemuan itu, peserta akan membahas berbagai permasalahan di Indonesia dan negara Islam sekaligus mencari penyelesaiannya.

JICMI akan digelar selama dua hari di tempat berbeda. Hari pertama digelar pada Sabtu, 14 Desember 2013 di Wisma Makara Universitas Indonesia, Depok.

Akan ada sekira 200 orang dalam kegiatan itu. Mereka yang hadir akan membahas tujuh bidang dengan perspektif peradaban Islam, di antaranya ekonomi, kesehatan, pangan, dan energi.

“Sebanyak 200 intelektual Muslim akan mempresentasikan paper-nya,” kata Juru Bicara DPD HTI Jawa Barat, Luthfi Afandi, dalam juma pers di Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/12/2013).

Sedangkan hari kedua digelar pada Minggu, 15 Desember 2013 di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan. “Sebanyak 1.800 intelektual muslim akan hadir di sana untuk mendiskusikan secara gambang permasalahan dan solusi atas permasalahan yang ada,” ungkapnya.

Lewat kegiatan itu, para intelektual muslim diharapkan akan mengambil peran dalam membangun kembali peradaban Islam. Selain itu, diharapkan terjalin jejaring antar-intelektual Islam di berbagai institusi dalam mewujudkan kembali peradaban Islam.

“Hasil dari pertemuan ini nantinya akan berbentuk rekomendasi yang akan diserahkan ke pemerintah dan instansi terkait,” tambah Ketua DPD HTI Jawa Barat, M Rian.

Selain dihadiri intelektual Islam dari Indonesia, acara itu juga akan dihadiri tamu dari berbagai negara, seperti Jepang, Inggris, Australia, dan Malaysia. Kehadiran mereka akan membahas berbagai masalah di dunia, terutama negara Islam.
(ton)

Sumber : okezone.com 

Seram, Peti Jenazah Berisi Tulang Belulang Muncul di Pinggir Jalan

Peti Jenazah Berisi Tulang Belulang Eks Mantan Ketua DPRD TTU (Foto: Sefnat/Okezone)KEFAMENANU - Warga Insana, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) digegerkan dengan penemuan dua peti jenasah berisi tulang-belulang yang terbuang di halaman rumah Maksimus Taolin.

Dua peti jenasah itu kemudian diketahui berisi tulang-belulang dari mantan Ketua DPRD TTU periode tahun 1980-1992, Aleksander Taolin dan istrinya, Agnes Taneo.

Seorang saksi mata menuturkan kejadian tersebut terjadi sekira pukul 19.00 WITA, saat itu ada tiga mobil beriringan kemudian satu mobil diantaranya berhenti dan membuang dua peti tersebut.

“Pertama ada tiga mobil lewat sini, dua berputar dan jalan terus sedangkan satunya berhenti dan mendorong dua peti tersebut lalu pergi meninggalkan begitu saja,” kata Eko, di Oelolok, Rabu, (11/12/2013).

Hingga saat ini dua peti mayat tersebut masih berada di pinggir jalan, sejumlah keluarga mulai berdatangan menyaksikan peristiwa itu.

Kedua peti jenasah tersebut juga belum dipindahkan karena masih menunggu keluarga lainnya yang akan datang dari Kefamenanu.

Terkait peristiwa itu, Polsek Insana mengaku belum mendapat laporan dari keluarga." Hingga saat ini kami belum mendapat laporan dari keluarga," ujar Kapolsek Insans, Iptu Petrus Liu.
(Sefnat Besie/Sindo TV/cns)

Sumber : okezone.com

Jumat, 06 September 2013

Giant Flag - Wujudkan Mimpi, Loyalitas, & Kebanggaan


Giant Flag Aremania siap dikibarkan

Wearemania.net - Jelang pengibaran giant flag yang diklaim terbesar se-Asia, Aremania mengadakan sarasehan di Only Eleven Store, jalan Soekarno-Hatta, Sabtu (31/08). Acara ini sendiri sebagai langkah awal menyatukan visi dan misi sebelum bersama-sama mengibarkan giant flag dalam laga Arema vs Barito, Minggu (01/09).
Sarasehan dihadiri oleh para pentolan Aremania seperti Pak No drummer Aremania, sang dirigen Yuli Sumpil, Tuwek Curva Sud, Harie Pandiono, Sudarmaji sebagai perwakilan dari managemen Arema dan banyak lagi Aremania lainnya. Banyak cerita yang menginspirasi dalam momen penuh keakraban tersebut.
"Sebagai Aremania kita harus kompak dan bersatu, karena kekuatan utama kita adalah kebersamaan. Jaddi apapun kreativitasnya, itu semata-mata hanya demi kebanggaan dan wujud cinta Aremania terhadap Arema," tutur Yuli Sumpil membuka acara.
Sementara itu menurut Harie Pandiono, kreativitas giant flag ini sebagai langkah awal merajut mimpi sebagai klub yang disegani, tak hanya di Indonesia, namun di kawasan Asia bahkan dunia. Giant flag berukuran 75 x 45 meter ini sekaligus menegaskan bahwa Aremania benar-benar suporter yang loyal dalam mendukung klub kebanggaannya.
sarasehan persiapan pengibaran giant flag
"Jika berkaca pada Bangsa Catalan, tak semua orang di dunia ini bisa berbicara dengan bahasa mereka, tapi nyatanya tetap banyak warga di penjuru dunia yang mencintai klub kebanggaan mereka Barcelona. Arema dan Aremania bukan tak mungkin mewujudkan mimpi demikian," ujar Aremania yang telah berkeliling ke lebih dari 20 negara untuk mengibarkan bendera Arema ini.
Sudarmaji juga menambahkan, bahwa giant flag ini tak hanya sekedar kain yang dicat dengan logo Arema di atasnya. Namun lebih dari itu, giant flag ini adalah bentuk dari loyalitas seluruh Aremania di jagad raya ini. Meski tak ikut membuat, paling tidak semua bisa merasa memiliki, karena memang giant flag ini milik seluruh Aremania yang cinta terhadap Arema.
"Pengibaran bendera ini adalah momen sakral bagi Aremania. Jangan lihat ini hanya bendera, giant flag ini adalah giant loyality sebagai bentuk loyalitas seluruh Aremania," tegas Media Officer Arema itu dengan semangat menggebu.
Setelah berkoordinasi, Aremania langsung meluncur ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang untuk melakukan gladi bersih pengibaran giant flag. Prosesi tersebut tak hanya diikuti oleh Aremania, namun juga ditonton oleh beberapa masyarakat sekitar yang penasaran dengan bendera raksasa yang konon beratnya lebih dari 1 kwintal itu.

Sumber : wearemania.net

Bendera Terbesar se-Asia Milik Aremania Akhirnya Berkibar


Wearemania.net - Bendera raksasa milik Aremania akhirnya berkibar di Stadion Kanjuruhan dalam laga klasik antara Arema s Barito Putra, Minggu (01/09). Puluhan ribu pasang mata di dalam stadion menjadi saksi momen bersejarah bagi Arema dan Aremania tersebut.
Sekitar pukul 18.30 WIB bendera raksasa atau giant flag itu diturunkan dari atas tribun timur bawah papan skor oleh sekitar 100 Aremania yang menjadi sukarelawan. Perlahan bendera berukuran 75 x 45 meter yang diklaim terbesar se-Asia itu merayap melalui tangan ke tangan dari tribun menuju ke tengah lapangan.
Tepuk tangan, sorak sorai dan nyanyian Salam Satu Jiwa mengiringi bergeraknya bendera berbobot lebih dari 1 kwintal tersebut hingga dikibar-kibarkan di tengah lapangan oleh para Aremania. Pemandangan ini tentu tak luput dari jepretan kamera dan rekaman video para pewarta dan publik Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan sejak sore hari.
Sekitar 10 menit berkibar di tengah lapangan giant flag bergambar logo Arema dan tulisan Salam Satu Jiwa itu menciptakan sejarah baru bagi Arema dan Aremania. Bendera yang proses pembuatannya dikerjakan di daerah Kota Batu, Malang tersebut naik kembali ke tribun setelah para pemain masuk ke lapangan bersama bendera Fair Play sebagai tanda kick off babak pertama segera dimulai.
"Bendera ini boleh bergerak meninggalkan kita semua, tapi logo singa dan nama Arema akan tetap ada di hidup dan jiwa kita Aremania," ujar Ovan Tobing, salah satu pendiri Arema sekaligus pembawa acara dalam momen itu.

Sumber : wearemania.net

Minggu, 02 September 2012

Seniman Graffiti Tumbuh di Era Reformasi Myanmar

Yangon (Reuters) — Sebuah televisi dengan sayap menggantung tergambar di sebuah dinding tepi jalan Yangon yang suram.

“Itu gambar pertama saya,” kata Aung (33) menunjuk bangga pada sebuah gambar yang dilukisnya dengan cat semprot tahun lalu untuk memprotes sensor media. “Kebebasan media merupakan isu besar bagi saya,” katanya. Gambar itu sekarang banyak ditiru di ibu kota komersial Myanmar itu.

Foto: REUTERS/Soe Zeya TunAung, yang meminta nama lengkapnya tidak dimuat, tergabung dalam sebuah generasi baru seniman jalanan Yangon. Sebelum reformasi Myanmar baru-baru ini, mereka tidak dapat membuat graffiti berbau politik.

Selama beberapa dekade Myanmar merupakan sebuah negara yang diperintah diktator. Pengawasan mata-mata militer ada di mana-mana. Menandai hasil karya grafitti (atau biasa dikenal dengan “tagging”) terlalu berisiko. Tetapi hal itu mulai berubah ketika pemerintahan semi-sipil mengambil alih kekuasaan pada Maret 2011.

Pengambilalihan itu membebaskan pembangkang politik, melegalkan serikat perdagangan, meningkatkan hubungan dengan Barat, dan semua mata-mata pemerintahan telah dihapuskan. Dengan bersemangat, para seniman jalanan menghiasi Yangon dengan berbagai komentar — mulai topik kekurangan listrik hingga pencucian uang.

Jumlah pelukis grafitti naik dua kali lipat menjadi sekitar 50 orang dalam beberapa tahun terakhir. Demikian dikatakan Aung, pelukis dan perancang grafis lepas yang mendokumentasikan bangkitnya seniman jalanan.

Inspirasi menggambar di Yangon lahir dari gambaran-gambaran hiphop dan punk, atau dari seniman pujaan mereka seperti Banksy. Mereka saling berjumpa lewat Facebook atau pada malam-malam di jalanan dengan kaleng cat di tangan.

“Kebanyakan orang-orang muda hanya melakukan tagging — hal yang tidak saya sukai,” kata Aung. “Itu tidak memiliki ideologi.”

Foto: REUTERS/Soe Zeya TunPahlawannya adalah aktivis kenamaan Inggris, Banksy, yang sering mengomentari tentang peperangan, kelaparan dan keangkuhan dunia seni. Aung tertarik setelah menyaksikan dokumenter Banksy yang meraih nominasi Academy Award, “Exit Through the Gift Shop”.

“Saya menyukai pemikiran politiknya,” katanya. “Saya menyadari bahwa tidak bisa mengatakan semuanya melalui seni, namun saya bisa mengatakannya melalui graffiti.”

‘Plug the city’
Seniman jalanan Yangon memiliki banyak kanvas. Banyak dinding dan depan pertokoan di kota berpenduduk enam juta jiwa itu. Bangunan di Kaba Aye Pagoda Road, jalanan utara-selatan yang sibuk adalah tempat favorit untuk menunjukkan karya-karya mereka.

Graffiti sebuah stopkontak listrik dengan kabel yang menjuntai, yang biasanya ditambah slogan “Plug the city”, menjadi gambar umum di Yangon pada Mei lalu. Ini muncul karena rasa frustrasi terhadap kurangnya pasokan listrik menyebabkan aksi protes di seluruh negeri. 

“Kami tidak melakukannya atas nama rakyat, namun karena diri kami banyak terpengaruh oleh kurangnya listrik,” kata Twotwenty (27), nama samaran untuk anggota perkumpulan Yangon Street Art, dikenal dengan penanda gambar warna-warni “YSA”. Menurut Bank Dunia, hanya 25 persen dari 60 juta penduduk Myanmar yang memiliki akses ke jaringan listrik nasional.

Sebuah sketsa mesin cuci dengan inisial beberapa bank ternama Myanmar merujuk kepada kecurigaan peran mereka dalam kasus pencucian uang.

Foto: REUTERS/Soe Zeya TunBanyak graffiti di Yangon ditulis dalam bahasa Inggris, dan berbunyi dari yang paling kasar “F**k Snitches” sampai yang sopan, “Dear Mr President,” awal tulisan mengenai permohonan penambahan listrik di depan toko. “Kami butuh listrik yang cukup… dengan segala hormat, Tuan, kami tidak memilikinya.”

“Kebun binatang, atau penjara hewan?” tulisan graffiti di dinding Yangon Zoological Garden, sedikit terpengaruh dari tulisan Banksy di area penguin Kebun Binatang London. “Kami bosan terhadap ikan.” 

Televisi bersayap karya Aung sering muncul dengan slogan “FOR UR RIGHT.”

Pemerintah menghapuskan sensor media pada 20 Agustus lalu, namun hukum Orwellian (sebutan bagi hukum yang kelewat membatasi) masih tetap ada, termasuk yang digunakan dalam penahanan para aktivis terkenal setelah aksi protes 2007 yang dipimpin oleh para rahib Buddha.

Seperti kritik graffiti yang ada di mana-mana, para warga di kota itu sulit membedakan antara seni jalanan dan vandalisme. “Banyak orang tidak banyak mengetahui tentang seni ini dan para pemilik tempat yang kami graffiti masih sensitif dengan itu,” kata Aung. Sejauh ini, dia mengatakan, belum ada seniman jalanan yang dipenjara, walaupun beberapa telah ditahan dan dibebaskan dengan peringatan. 

Para seniman graffiti juga bertarung dalam sebuah perang gambar melawan walikota Yangon yang tidak populer. Berpangkat brigadir jenderal di militer, Aung Thein Linn memenangkan kursi untuk Partai Union Solidarity and Development (USD) buatan junta militer, dalam sebuah pemilu penuh kecurangan pada 2010. 

REUTERS/Soe Zeya TunDengan cara protes tersebut, para seniman jalanan dengan berani menantangnya lewat gambar-gambar di dinding kediaman resmi walikota di Kaba Aye Pagoda Road.

“Kami semua mencoba menggambar di dinding itu,” kata Aung. “Besoknya sudah ditutup cat lagi.” 

Aung Thein Linn diganti tahun lalu oleh pensiunan brigadir jenderal lainnya, tetapi perang graffiti masih terus berlanjut.

Target lainnya adalah rumah milik jutawan Tay Za, seorang pengusaha yang terkena sanksi AS dan rekan bisnis mantan junta sebelumnya. Namun dinding-dindingnya, yang menyembunyikan sejumlah mobil mewah, tetap tak tersentuh. “Seorang penjaga selalu mengawasi,” jelasnya.

Beberapa seniman Yangon saat ini bereksperimen dengan stensil, sebuah bentuk seni yang dipopulerkan oleh Banksy. Aung sendiri baru-baru ini menggambar Jenderal Aung San, pahlawan nasional Myanmar dan ayah Aung San Suu Kyi, di papan reklame milik partai yang sedang berkuasa. Gambar itu segera dihapus.

Tidak semua permukaan datar bisa menjadi tempat kanvas mereka. Ada kode tidak tertulis untuk tidak menggambar di sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat ibadah. Jalanan di sekitar Pagoda Shwedagon, situs agama Buddha paling dihormati di Myanmar, tampak bebas dari coretan graffiti.

sumber : Yahoo! News